Friday, May 27, 2011

Kerajaan Langkat

 Kesultanan Langkat merupakan salah satu negara bagian yang lebih tua di pesisir utara-timur Sumatera. Meskipun datang kembali ke usia pra-Islam, sejarah mencatat dimulai dari abad ketujuh belas.
Kerajaan Langkat didirikan oleh Dewa Syahdan yang konon datang dari arah pantai dan naik ke gunung, dan kemudian diangkat menjadi anak boru Raja Karo Sibayak Kuta Buluh. Dari sana ia kembali ke Deli Tua. Putranya bernama Dewa Sakti dan bergelar Kejeruan Hitam. Putra Dewa Sakti, Marhom Guri, dimakamkan di Buluh Cina, Hamparan Perak (bekas wilayah Guri). Nama itu menunjukkan keterkaitannya dengan Kerajaan Haru (Guri) yang terletak di sekitar wilayah ini. Adik perempuan Dewa Sakti juga bernama Putri Hijau. Keduanya hilang dan tidak diketahui rimbanya.
Raja Langkat menjabat sebagai wakil atau penguasa lokal atas nama Sultan Aceh sampai tahun-tahun awal abad kesembilan belas.
Kedatangan orang Eropa pada abad sembilan belas dan dua puluhan melemahkan kekuatan Aceh sebagai penjajah mereka, mendorong Raja-Raja Langkat untuk mencari untuk membangun kemandirian mereka sendiri.
Pada pertengahan abad ke-18, putra Raja Kahar yang bernama Baduzzaman berhasil memperluas Kerajaan Langkat. Raja Baduzzaman mempunyai empat putra, yaitu Kejeruan Tuah Hitam, Raja Wan Jabar (Selesai), Raja Syakban (Pungai), dan Raja Indera Bungsu yang berdiam di Kota Dalam. Keempatnya memerintah dengan otonomi luas di bawah pimpinan Kejeruan Tuah Hitam sampai abad ke-19.

Sejak tahun 1780 Langkat sudah diduduki Siak. Untuk menjamin kesetiaannya, putra Kerajaan Hitam yang bernama Nobatsyah dan putra Indra Bungsu yang bernama Raja Ahmad dibawa ke Siak dan masing-masing dinikahkan dengan putri Siak, yaitu Tengku Fatimah dan Tengku Kanah. Raja Ahmad mempunyai seorang putra yang bernama Tengku Musa. Pada awal abad ke-19 Nobatsyah dan Raja Ahmad kembali ke Langkat untuk memegang pemerintahan dan masing-masing bergelar Raja Bendahara Kejeruan Jepura Bilad Jentera Malai dan Kejeruan Muda Wallah Jepura Bilad Langkat. Menurut John Anderson yang melawat ke Langkat pada 1823, beberapa tahun kemudian terjadi perang saudara di antara mereka. Kedua raja itu tewas terkena racun. Raja Langkat digantikan oleh Tengku Pangeran Musa dari Siak.
Kesultanan Langkat runtuh bersamaan dengan meletusnya Revolusi Sosial tahun 1946. Pada saat itu banyak keluarga Kesultanan Langkat yang terbunuh, termasuk Tengku Amir Hamzah, penyair Angkatan Pujangga Baru dan pangeran Kesultanan Langkat.

Urutan Raja (1670-1869) & Sultan (1869-sekarang)
Dan peristiwa penting bagi Kesultanan Langkat
Sultan ke
Tahun
Nama
1
Ca 1670 – 1670
Panglima Deva Shahdan, Datuk Langkat jajahan Deli.Memisahkan diri dari Deli Tua; mendirikan Langkat tetapi kemudian dikuasai Aceh dan menjadi taklukan Aceh hingga 1818 (saat Siak menyerang)
2
1670 – 17xx
Bertahta Raja Kahar ibni al-Marhum Panglima Deva Shahdan, Raja Langkat
3
17xx – 17xx
Bertahta Sutan Bendahara Raja Badi uz-Zaman ibni al-Marhum Raja Kahar, Raja Langkat
4
17xx – 1818
Bertahta Raja Hitam ibni al-Marhum Sutan Bendahara Raja Badi uz-Zaman [Kejeruan Tua], Raja Langkat
1818
Langkat diserang Siak, Raja Hitam lari ke Deli dan terbunuh. Siak menjadikan Langkat sebagai taklukan dan mengangkat Raja baru yaitu anak dari Raja Indra Bongsu (adik Raja Hitam) bernama Raja Ahmad
5
1818 – 1840
Bertahta Raja Ahmad ibni al-Marhum Raja Indra Bongsu, Raja Langkat
6
1840 – 1893
Bertahta Raja Musa ibni al-Marhum Raja Ahmad, Raja Langkat
1854,
Aceh kembali menyerang Langkat dan menjadikan Langkat taklukannya (lepas dari Siak) dan tetap menganggap Raja Musa sebagai Raja Langkat dengan gelar: Pangeran Indra di-Raja Amir, Pahlawan Sultan Aceh
1869
Aceh melemah, Hindia Belanda masuk dan memerdekakan Langkat dari Aceh maupun Siak.
Gelaran RAJA diganti SULTAN. Raja Musa secara resmi mengganti nama menjadi : Y.M. Sri Paduka Tuanku Sultan Haji Musa al-Khalid al-Mahadiah Mu’azzam Shah ibni al-Marhum Sultan Ahmad, Sultan Langkat
7
1893 – 1927
Bertahta H.H. Sri Paduka Tuanku Sultan ‘Abdu’l ‘Aziz ‘Abdu’l Jalil Rahmad Shah ibni al-Marhum Sultan Haji Musa al-Khalid al-Mu’azzam Shah, Sultan Langkat
Zaman keemasan Langkat dengan kontrak minyak dan perkebunan tembakau dgn Hindia Belanda. Sultan ini yang membangun Istana Darul Aman, Masjid Azizi dan menjalin pernikahan dengan anak Sultan Kedah dan Selangor.
8
1927 – 1948
Bertahta H.H. Sri Paduka Tuanku Sultan Mahmud ‘Abdu’l Jalil Rahmad Shah ibni al-Marhum Sultan ‘Abdu’l ‘Aziz, Sultan Langkat
1946
Revolusi Sosialoleh PKI, Istana Darul Aman dibakar dan banyak bangsawan Melayu Sumatra Timur (Langkat,Deli,Serdang,Asahan & Labuhan Batu ) yang dibunuh; termasuk Pahlawan Nasional Tengku Amir Hamzah dan Raja Muda Langkat (putra sulung Sultan)Tengku Musa bin Sultan Mahmud
Sultan tetap diangkat sebagai Kepala Kerabat Istana Langkat (Head of Langkat Royal House) dan berfungsi sebagai pengayom budaya saja
9
1948 – 1990
Diangkat Tengku Atha’ar ibni al-Marhum Sultan Mahmud ‘Abdu’l Jalil Rahmad Shah, Head of the Royal House of Langkat (putra kedua Sultan ke 
10
1990 – 1999
Diangkat Tengku Mustafa Kamal Pasha ibni al-Marhum Sultan Mahmud ‘Abdu’l Jalil Rahmad Shah, Head of the Royal House of Langkat (putra keempat Sultan ke
Sultan dinobatkan tetapi bukan dari anak Sultan 10 tetapi justru kembali ke galur cucu dari Sultan ke 7; Dari permaisuri ke 3: Tengku Fatimah Sham binti Tengku Puteh (kerabat Kesultanan Serdang)
11
1999 – 2001
Diangkat Tengku Dr Herman Shah bin Tengku Kamil, Head of the Royal House of Langkat (cucu Sultan 7; anak dari putra ke2 Sultan)
2001
Gelar utuh kembali dipakai
12
2001 – 2003
Dinobatkan Y.M. Sri Paduka Tuanku Sultan Iskandar Hilali ‘Abdu’l Jalil Rahmad Shah al-Haj ibnu al-Marhum Tengku Murad Aziz, Sultan Langkat (cucu Sultan 7; anak dari putra ke7 Sultan)
13
2003
Dinobatkan Y.M. Sri Paduka Tuanku Sultan Azwar ‘Abdu’l Jalil Rahmad Shah al-Haj ibni al-Marhum Tengku Maimun, Sultan Langkat (cucu Sultan 7; anak dari putra ke10 Sultan)
Istana Darul Aman telah hancur dalam Revolusi Sosial tahun 1946, tetapi Masjid Di Raja (Masjid Azizi) dan Pekuburan Diraja masih terawat dengan baik di Tanjung Pura.
Dan untuk kepentingan pelestarian Budaya Melayu Resam Langkat maka tetap diangkat Sultan Langkat, dimana yang sekarang adalah sultan ke 13.
Sedangkan Majlis Budaya Melayu Sumatra Timur yang mengurusi dokumentasi budaya Melayu seluruh pantai timur dipusatkan di Stabat (dimana sebuah Rumah Panggung Melayu diwujudkan sebagai tempat pameran dan aktivitas budaya lainnya)



 
Daftar penguasa
§  1568-1580 : Panglima Dewa Shahdan
§  1580-1612 : Panglima Dewa Sakti, anak raja sebelumnya
§  1612-1673 : Raja Kahar bin Panglima Dewa Sakdi, anak raja sebelumnya
§  1673-1750 : Bendahara Raja Badiuzzaman bin Raja Kahar, anak raja sebelumnya
§  1750-1818 : Raja Kejuruan Hitam (Tuah Hitam) bin Bendahara Raja Badiuzzaman, anak raja sebelumnya
§  1818-1840 : Raja Ahmad bin Raja Indra Bungsu, keponakan raja sebelumnya
§  1840-1893 : Tuanku Sultan Haji Musa al-Khalid al-Mahadiah Muazzam Shah (Tengku Ngah) bin Raja Ahmad, anak raja sebelumnya
§  1893-1927 : Tuanku Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rakhmat Shah bin Sultan Haji Musa, anak raja sebelumnya
§  1927-1948 : Tuanku Sultan Mahmud Abdul Jalil Rakhmat Shah bin Sultan Abdul Aziz, anak raja sebelumnya
§  1948-1990 : Tengku Atha'ar bin Sultan Mahmud Abdul Jalil Rahmad Shah, anak raja sebelumnya, sebagai pemimpin keluarga kerajaan
§  1990-1999 : Tengku Mustafa Kamal Pasha bin Sultan Mahmud Abdul Jalil Rahmad Shah, saudara raja sebelumnya
§  1999-2001 : Tengku Dr Herman Shah bin Tengku Kamil, cucu Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmad Shah
§  2001-2003 : Tuanku Sultan Iskandar Hilali Abdul Jalil Rahmad Shah al-Haj bin Tengku Murad Aziz, cucu Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmad Shah, gelar Sultan dipakai kembali
§  2003- : Tuanku Sultan Azwar Abdul Jalil Rahmad Shah al-Haj bin Tengku Maimun, cucu Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmad Shah

Nama resmi
Kesultanan Negeri Langkat
Kota Raja
Tanjung Pura
Istana Raja
Istana Darul Aman
Masjid Raja
Al Azizi (sesuai nama Sultan yang membangunnya di masa kejayaan Negeri Langkat: Sultan Abdul Aziz (1893-1927)
Kubur Raja
Tanjung Pura
Wilayah
13 kejuruan datuk (kira-kira seluas Kabupaten Langkat hari ini ditambah wilayah Kabupaten Aceh Temiang di utara
Ruling Prince
Sri Paduka Tuanku Sultan (reign name) ibnu al-Marhum (father's title and reign name), Sultan Langkat
The principal Royal consort
Tengku Permaisuri
style
His(Her) Highness - Yang Mulia (YM)
The Heir Apparent
Raja Muda
The male/female descendants in the male line up to the fifth generation
Tengku (personal name)
Kejuruan Langkat
1. Kejeruan Tua

2. Wakil Stabat

3. Wakil Kota Dalam

4. Wakil Pungai

5. Wakil Selesai

6. Kejeruan Tindal

7. Kejuruan Jipura Bilan Jentera Malai

8. Kejuruan Muda Wallah Jipura Bilad Langkat

9. Kejuruan Temiang (5 buah)


Tuesday, April 19, 2011

Situs Warisan Dunia UNESCO Terbaru

Oleh Isabel Esterman

Foto-foto milik UNESCO

Inilah enam Situs Warisan Dunia terbaru menurut UNESCO yang ada di Asia Pasifik.

Australia

undefined
Pemerintah Inggris membangun penjara-penjara ini pada akhir abad 18 dan 19. Beberapa situs tersebut mengingatkan Australia pada masa lalu kelam mereka saat banyak orang dari Eropa datang terikat dengan rantai, divonis dengan hukuman 'pemindahan' atas kejahatan seperti pencurian sampai pembunuhan. Dari 11 situs yang terdaftar oleh UNESCO, lima ada di Tasmania, termasuk Port Arthur, yang berfungsi sebagai institusi penghukuman sampai 1877.

Cina

Terletak di Provinsi Henan, Monumen Bersejarah Dengfeng tersebar di sekitar Gunung Song, pusat pemujaan agama Tao. Ada 13 struktur bangunan dan situs kuno, termasuk Kuil Shaolin, tempat lahirnya Buddhisme Zen dan kung fu; Akademi Songyang, salah satu pusat pembelajaran tertua di Cina; dan Kuil Songyue, tempat berdirinya pagoda bata tertua di Cina. 

India

Jantar Mantar di Jaipur adalah observatorium bersejarah terbesar dan tertua yang ada di India. Keseluruhan bangunan ini terbuat dari batu lokal dan marmer. Dibangun pada awal 1700 oleh Maharaja Jai Singh II, peralatan di situs ini mengukur dan memprediksi peristiwa-peristiwa astronomi dengan ketepatan luar biasa. Yang paling menarik adalah Samrat Yantra, jam matahari setinggi 27 meter (masih akurat sampai dua detik) dan dua cekungan yang memungkinkan pengamat mengikuti pergerakan bulan.

Korea Selatan



Desa Hahoe dan Yangdong, keduanya di Provinsi Gyeongsang Utara, terpilih sebagai perwakilan utama budaya klan bersejarah di Korea. Rumah-rumah para kaum aristokrat yang terjaga dengan baik dan tertata, ruang belajar, dan akademi-akademi mencerminkan budaya Konfusius dari Dinasti Joseon; keindahan gunung-gunung yang mengelilinginya, padang rumput dan sungai yang menginspirasi banyak ode oleh para penyair dari abad 17 dan 18. Tradisi tarian topeng masih hidup sampai sekarang sejak 500 tahun lalu.
  

Sri Lanka

Terletak 2500 mdpl, kawasan Dataran Tengah terpilih sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO ke-delapan dari Sri Lanka karena nilai ekologisnya. Daerah pegunungan itu, yang meliputi tiga kawasan lindung, memiliki ekosistem unik. Pohon-pohonnya yang melingkar dan 'cebol' berbeda dari ketinggian pepohonan di hutan dataran rendah di sekitarnya. Hutan pegunungan ini menyimpan kekayaan flora dan fauna, termasuk mamalia yang nyaris punah, seperti langur (monyet kecil) berwajah ungu, loris Dataran Horton, dan leopard Sri Lanka.

Vietnam

Dibangun oleh Dinasti Ly pada abad 11, Benteng Kekaisaran Thang Long adalah pusat pemerintahan Vietnam selama 800 tahun. Benteng ini kemudian dibangun ulang oleh dinasti-dinasti penerusnya, dan diambil alih oleh Prancis pada 1888 yang kemudian menambahkan banyak bangunan pra-kolonial. Pada 2002, saat penggalian untuk pembangunan gedung parlemen yang baru, ditemukan 11 fondasi istana, sekitar 4 meter di bawah permukaan tanah, sisa-sisa pengadilan Dinasti Ly. Penggalian situs arkeologis yang masih terus berlanjut ini diprediksi sebagai yang terbesar di sejarah Asia Tenggara.


sumber

Wednesday, April 13, 2011

5 hal teraneh yang ada di Singapura

Hanya di Singapura, Anda bisa kehilangan S$100 sebelum berada di dalam kasino, mengantri dua jam untuk bubble tea, dan bergabung dengan agen kencan yang dikelola pemerintah.

Kita semua tahu tentang pendingin ruangan Singapura, mal-mal, pusat jajanan (hawker), denda untuk membuang sampah sembarangan dan membawa durian. Namun tahukah Anda bahwa Singapura juga memiliki agen kencan yang disponsori oleh pemerintah dan Hotel Merlion? Berikut ini adalah lima fakta unik lainnya tentang negara-kota ini.

1. Antrian panjang bubble tea

undefinedKami tidak pernah melihat antrian seperti ini sejak Hello Kitty muncul di McDonald's. Toko bubble tea trendi seperti Koi, Gong Cha dan I Love Taimei benar-benar menangguk untung besar dari para penyuka bubble tea yang rela antre sampai dua jam untuk mendapatkan minuman favorit mereka.

2. Kafe pelayan

Gadis-gadis ini mengenakan bulu mata palsu, bermata besar seperti Bambi, dan kostum pelayan Perancis versi Jepang di Akibanana Café and Bar (Tanjong Pagar Road 108, +65 6222 2087) demi memenuhi setiap keinginan Anda.

Para Meido-san ini akan menyuapi Anda, merapikan kuku, bahkan memberi pijatan.

3. Hotel Merlion

Patung berbentuk setengah ikan, setengah singa ini menjalani transformasi dari tanggal 7 Februari sampai 9 Maret menjadi sebuah kamar hotel sementara untuk menerima tamu yang akan bermalam.

Seakan Merlion tidak cukup dipermalukan, kini sebuah hotel pun didirikan atas namanya.

4. Bea masuk S$100 untuk kasino

Singapura adalah satu-satunya negara di dunia yang menerapkan bea masuk ke kasino bagi penduduk lokal — sesuatu yang sangat absurd.

Banyak penduduk setempat yang sudah ditahan, didenda, dan bahkan dipenjara karena menggunakan izin kerja orang asing untuk mencoba masuk ke kasino tanpa membayar bea masuk.

5. SDU = Single, Desperate, Ugly?

Oh salah, maksudnya Social Development Unit, sebuah agen pencari jodoh yang disponsori pemerintah. Bersiap-siaplah menerima undangan keanggotaan eksklusif (dengan biaya tahunan S$10) dari SDU jika Anda berusia di atas 30 tahun dan masih melajang.